Budaya “ wani piro “

           

Membudayakan budaya inilah yang sedang digalakkan bangsa yang penuh khasanah budaya ini, tentu hal ini kalau di nalar, sangat aneh “bangsa berbudaya membudayakan budayanya pada penduduknya.” Namun, ini adalah kenyataannya dan yang terjadi saat ini.

Banyak hal – hal yang seharusnya tak terjadi namun malah terjadi, sebagai contoh semakin banyaknya generasi yang tak mengenal sejarah bangsa ini, hilangnya  budaya “dolanan anak-anak”, tempo dulu yang sesungguhnya mengandung makna yang dalam, disamping itu semakin jembloknya etika dan estetika terlihat jelas terjadi pada masyarakat khususnya generasi sekarang.

            Alasan kemodernan, pergaulan lebih maju, dan dalih lainnya yang mengalihkan adat kebiasaan budaya bangsa pada budaya baru yang tak lebih “ penjajahan model baru.”

Hal inilah yang sebenarnya terjadi. Negeri ini masih terjajah, namun dalam bentuk yang berbeda. Globalisasi yang terjadi saat ini memaksa kita untuk terus mengikuti, namun pada kenyataannya kita belum siap. Kita cenderung lebih banyak menjadi korban dari pada berperan.

            “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Sila kelima pada Pancasila ini jelas, bahwa keadilan di negeri ini harus bisa dirasakan rakyat Indonesia, tapi pada kenyataannya silakan dirasakan sendiri-sendiri.

Dalam kehidupan masyarakat kita sekarang ini sangat terasa sekali pengaruh “ kapitalisme “

Dimana masyarakat cenderung lebih banyak menilai sesuatu dengan dari sisi material.

Budaya guyup rukun, saling bantu, asah asih asuh, itu tergantikan dengan budaya “ wani piro.”

            Akan menjadi tambah masalah kalau kita mencari kambing hitam atau menyalahkan pihak lain tentang ambrolnya budaya di negeri tercinta ini.

Globalisasi atau apapun namanya, biarlah tetap terjadi. Namun sekarang yang menjadi pemikiran dan harus dilakukan adalah bagaimana kita menyikapi semua itu, tanpa harus meninggalkan warisan leluhur.

Mari kita tengok bagaimana negara-negara di Eropa, bagaimana mereka memelihara budaya leluhur mereka, mereka bangga, dan selalu menjadikan budaya itu adalah kehormatan mereka. Atau mungkin Eropa terlalu jauh, kita lihat negara Jepang yang teknologinya dan ilmu pengetahuannya maju, namun mereka tetap memelihara budayanya.

Dari hal ini seharusnya menjadi pelajaran, dan seharusnya kita ikuti.

            Sangat memprihatinkan,budaya adi luhung, sekarang telah berganti dengan budaya “wani piro”

Membudayakan budaya dan menggali lagi sejarah negeri ini, yang menjadi tugas kita sekarang, sebagai generasi dari bangsa ini.